WONOSOBOZONE - Mahasiswa Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro menggagas sebuah program baru yaitu posyandu remaja untuk santri. Program ini diberi nama “POSE NGETREN (Posyandu Remaja Pondok Pesantren)” yang merupakan program pengabdian masyarakat lolos pendanaan Dikti tahun 2017 di ajang PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Program ini merupakan terobosan baru untuk membantu pemerintah dalam melakukan perbaikan status gizi remaja, khususnya santri. Tim yang diketuai Intan Puji Lestari (Wonosobo) dan beranggotakan Silvia Inge Safitri (Tangerang Selatan), Vanessa Juliette Alexia (Jakarta), dan Raka Alif Putra (Ambarawa) ini mengadopsi konsep posyandu balita untuk diterapkan pada POSE NGETREN. Tujuan POSE NEGETREN sendiri adalah untuk memantau dan memperbaiki status gizi santri. Kader posyandu berasal dari santri yang diseleksi dan diberi pelatihan mengenai gizi remaja. Tim ini juga menciptakan KMS Remaja, Buku Pedoman Kader, dan Modul Gizi Remaja sebagai instrumen dalam pelaksanaan posyandu. KMS Remaja adalah KMS pertama di Indonesia yang disusun khusus untuk memantau status gizi remaja. Fokus program ini adalah pencegahan anemia, peningkatan berat badan dan lingkar lengan atas (bagi yang mengalami gizi kurang) pada santri agar ketika memasuki usia pra konsepsi (pra nikah), status gizi santri wanita sudah ideal, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan. POSE NGETREN terdiri dari 4 meja. Meja pertama adalah meja pendaftaran, kedua adalah meja antropometri (BB, TB, LiLA), meja ketiga adalah meja pencatatan KMS remaja, dan meja keempat adalah meja konseling gizi. Santri yang datang ke posyandu akan melewati semua meja secara berurutan. Setiap meja didampingi oleh seorang kader. POSE NGETREN akan dilaksanakan 1 bulan sekali. Pelaksanaan posyandu pertama telah dilakukan pada tanggal 16 April 2017 di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al-Falah Salatiga, sedangkan pelaksanaan posyandu yang kedua pada tanggal 25 Mei 2017. Pada pelaksanaan posyandu pertama, para santri menyambut dengan antusias, terbukti dari jumlah santri yang datang ke posyandu mencapai 154 santri. Maka dari itu, tim POSE NGETREN berharap program ini mampu diterapkan di seluruh pesantren di Indonesia dan menjadi solusi dalam membantu meningkatkan pengetahuan dan status gizi remaja Indonesia dan mempersiapkan generasi yang sehat dan cerdas untuk Indonesia.